Anda pasti sudah ribuan, bahkan mungkin jutaan, kali mendengar mengenai bahaya merokok. Bisa dibilang, kebiasaan satu ini diamini oleh orang banyak sebagai kebiasaan buruk yang merusak kesehatan, bahkan oleh si perokok sekalipun.
Kandungan nikotin pada rokok bekerja layaknya kokain. Ia diterima otak dan membuat otak mengeluarkan hormon dopamine, serotonin, dan endorfin yang memengaruhi sensasi senang seseorang. Itu sebabnya banyak orang kecanduan dan tak bisa lepas dari kebiasaan ini. Jika pada orang dengan kondisi kesehatan normal, rokok bisa merusak, lantas bagaimana dengan mereka yang memiliki diabetes? Jawabannya sudah jelas. Merokok dapat memperburuk kondisi diabetes yang diderita oleh seseorang.
Risiko bagi diabetesi yang merokok
Merokok telah terbukti menjadi faktor risiko bagi diabetes dan meningkatkan risiko komplikasi pada pasien diabetes. Melanjutkan kebiasaan buruk ini ketika Anda didiagnosis diabetes dapat mengakibatkan kesulitan dalam kontrol gula darah dan peningkatan kadar gula darah. Gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lama dapat menyebabkan penderita diabetes selangkah lebih dekat dengan komplikasi.
Diabetes telah diketahui sebagai ibu dari segala penyakit yang membawa berbagai macam komplikasi dalam tubuh jika tidak dikendalikan dengan baik. Salah satu komplikasi diabetes yang umum terjadi pada diabetesi tipe dua adalah penyakit jantung, stroke, dan masalah sirkulasi darah. Sementara rokok juga memiliki cara kerja serupa dengan diabetes dalam menyebabkan masalah kardiovaskuler yang berujung pada penyakit jantung. Ketika keduanya dikombinasikan, efek buruk yang dihasilkan tentu akan lebih cepat datang.
Ketika seseorang merokok, pembuluh darah akan menyempit oleh zat-zat yang terkandung dalam rokok. Belum lagi kandungan gula dalam darah yang dimiliki oleh penderita diabetes. Gabungan keduanya akan menciptakan timbunan yang semakin menumpuk di dinding pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah. Ketika hal ini terjadi pada pembuluh arteri jantung, serangan jantung bisa saja terjadi. Sementara itu, apabila penumpukan terjadi pada pembuluh darah otak Anda, maka kemungkinan stroke-lah yang mungkin dialami.
Bisakah saya terkena diabetes karena merokok?
Merokok terbukti meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin yang menyebabkan tubuh tak lagi dapat memproduksi insulin dengan baik. Dan resistensi insulin kerap menuntun pada diabetes, khususnya diabetes tipe dua.
Diabetes tipe dua adalah bentuk yang paling banyak terjadi pada perokok, mengingat diabetes jenis ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Tercatat, perokok memiliki kesempatan 30-40 persen untuk mengidap diabetes dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Sementara itu, mereka yang memiliki diabetes dan merokokterpapar kemungkinan lebih besar memiliki diabetes yang tidak terkontrol.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa merokok dapat meningkatkan lemak yang ada di sekitar perut, sekalipun pada orang yang tidak menderita obesitas. Penumpukan lemak berlebih pada bagian perut juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas.
Tips berhenti merokok
Tak ada cara untuk menurunkan angka risiko dari merokok dan diabetes selain menghentikannya. Namun, efek candu yang dirasakan kadang membuat beberapa sulit melepaskan diri mereka dari kegiatan satu ini. Mengurangi konsumsinya secara bertahap dapat menjadi salah satu alternatif, meskipun ternyata penelitian menunjukkan bahwa mereka yang langsung berhenti sama sekali dapat bertahan dengan lebih baik.
Berikut adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu Anda menghentikan kebiasaan merokok:
1. Tentukan tanggal. Tetapkan tanggal di mana Anda akan melakukannya, tapi jangan terlalu jauh dan bicarakan dengan orang terdekat Anda agar mereka membantu mengingatkan.
2. Buatlah aktivitas ini menjadi tidak menyenangkan. Singkirkan rokok, asbak, korek dari tempat yang bisa Anda jangkau, sehingga Anda akan lebih kesulitan untuk menemukan perkakas yang bisa memudahkan Anda merokok.
3. Habiskan waktu di tempat di mana Anda dilarang merokok.
4. Jika keinginan mengisap rokok sangat besar, tahan napas selama 10 detik dan embuskan secara perlahan-lahan.
5. Rancang ulang rutinitas Anda. Seseorang biasanya merokok bersamaan dengan aktivitas lain seperti membaca koran. Lakukanlah aktivitas yang melibatkan lebih banyak interaksi dengan orang lain.
6. Pertimbangkan untuk mencari terapi, seperti akupunktur, terapi laser, atau psikoterapi
7. Pertimbangkan penggunaan obat-obatan, seperti Bupropion dan Varenicline, keduanya merupakan obat resep non-nikotin.
8. Carilah kegiatan lain yang menyenangkan bagi Anda. Dengan begitu, Anda akan menyadari bahwa Anda tetap dapat bersenang-senang tanpa rokok.
Konsultasikan Masalah Diabetet Anda di:
Whats App: +6282274212967 atau klik disini>>> goo.gl/nR2XbQ
Semoga Bermanfaat bagi kita semua :)
loading...